BAB II
PEMBAHASAN
DNA dan RNA
A.
Informasi Bentuk DNA dan RNA
Asam
nukleat adalah polinukleotida yang terdiri dari unit-unit mononukleotida, jika
unit-unit pembangunnya dioksinukleotida maka asam nukleat itu disebut
dioksiribonukleat(DNA) dan jika terdiri dari unit-unit mononukleotida disebut
asam ribonukleat(RNA).
DNA dan
RNA mempunyai sejumlah sifat kimia dan fisika yang sama sebab antara unit-unit
mononukleotida terdapat ikatan yang sama yaitu melalui jembatan fosfodiester
antara posisi 3′ suatu mononukleotida dan posisi 5′ pada mononukleotida lainnya
(Harpet, 1980).
Asam-asam
nukleat seperti asam dioksiribosa nukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA)
memberikan dasar kimia bagi pemindahan keterangan di dalam semua sel. Asam
nukleat merupakan molekul makro yang memberi keterangan tiap asam nukleat
mempunyai urutan nukleotida yang unik sama seperti urutan asam amino yang unik
dari suatu protein tertentu karena asam nukleat merupakan rantai polimer yang
tersusun dari satuan monomer yang disebut nukleotida (Dage, 1992).
Dua tipe
utama asam nukleat adalah asam dioksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA).
DNA terutama ditemui dalam inti sel, asam ini merupakan pengemban kode genetik
dan dapat memproduksi atau mereplikasi dirinya dengan tujuan membentuk sel-sel
baru untuk memproduksi organisme itu dalam sebagian besar organisme, DNA suatu
sel mengerahkan sintesis molekul RNA, satu tipe RNA, yaitu messenger RNA(mRNA),
meninggalkan inti sel dan mengarahkan tiosintesis dari berbagai tipe protein
dalam organisme itu sesuai dengan kode DNA-nya (fessenden, 1990).
1. Perbedaan
RNA dengan DNA, antara lain yaitu (Poedjiati, 1994):
a. Bagian
pentosa RNA adalah ribosa, sedangkan bagian pentosa DNA adalah dioksiribosa.
b. Bentuk
molekul DNA adalah heliks ganda, bentuk molekul RNA berupa rantai tunggal yang
terlipat, sehingga menyerupai rantai ganda.
c. RNA
mengandung basa adenin, guanin dan sitosin seperti DNA tetapi tidak mengandung
timin, sebagai gantinya RNA mengandung urasil. Dengan demikian bagian basa
pirimidin RNA berbeda dengan bagian basa pirimidin DNA.
d. Jumlah
guanin dalam molekul RNA tidak perlu sama dengan sitosin, demikian pula jumlah
adenin, tidak perlu sama dengan urasil.
Selain
itu perbedaan RNA dengan DNA yang lain adalah dalam hal :
a.
Ukuran dan bentuk
Pada
umumnya molekul RNA lebih pendek dari molekul DNA. DNA berbentuk double helix,
sedangkan RNA berbentuk pita tunggal. Meskipun demikian pada beberapa virus
tanaman, RNA merupakan pita double namun tidak terpilih sebagai spiral.
b.
Susunan kimia
Molekul
RNA juga merupakan polimer nukleotida, perbedaannya dengan DNA yaitu:
1.
Gula yang menyusunnya bukan dioksiribosa,
melainkan ribosa.
2.
Basa pirimidin yang menyusunnya bukan timin
seperti DNA, tetapi urasil.
c.
Lokasi
DNA pada
umumnya terdapat di kromosom, sedangkan RNA tergantung dari macamnya, yaitu:
1.
RNA d (RNA duta), terdapat dalam nukleus, RNA d
dicetak oleh salah satu pita DNA yang berlangsung didalam nukleus.
2.
RNA p (RNA pemindah) atau RNA t(RNA transfer),
terdapat di sitoplasma.
3.
RNA r (RNA ribosom), terdapat didalam ribosom.
d.
Fungsinya
DNA
berfungsi memberikan informasi atau keterangan genetik, sedangkan fungsi RNA
tergantung dari macamnya, yaitu:
1.
RNA d, menerima informasi genetik dari DNA,
prosesnya dinamakan transkripsi, berlangsung didalam inti sel.
2.
RNA t, mengikat asam amino yang ada di
sitoplasma.
3.
RNA t, mensintesa protein dengan menggunakan
bahan asam amino, proses ini berlangsung di ribosom dan hasil akhir berupa
polipeptida.
2. Fungsi
dan Peran DNA dan RNA dalam Kehidupan
B.
STRUKTUR DAN SIFAT ASAM NUKLEAT
1.
Struktur DNA
dan RNA
a.
Struktur DNA
Pada tahun 1953, Frances Crick dan
James Watson menemukan model molekul DNA sebagai suatu struktur heliks beruntai
ganda, atau yang lebih dikenal dengan heliks ganda Watson-Crick.DNA merupakan
makromolekul polinukleotida yang tersusun atas polimer nukleotida yang
berulang-ulang, tersusun rangkap, membentuk DNA haliks ganda dan berpilin ke
kanan. Setiap nukleotida terdiri dari tiga gugus molekul, yaitu :
·
Gula 5 karbon
(2-deoksiribosa)
·
Basa nitrogen
yang terdiri golongan purin yaitu adenin (Adenin = A) dan guanin (guanini = G),
serta golongan pirimidin, yaitu sitosin (cytosine = C) dan timin (thymine = T)
·
gugus fosfat
Baik purin ataupun pirimidin yang
berkaitan dengan deoksiribosa membentuk suatu molekul yang dinamakan nukleosida
atau deoksiribonukleosida yang merupakan prekursor elementer untuk sintesis
DNA.Prekursor merupakan suatu unsur awal pembentukan senyawa
deoksiribonukleosida yang berkaitan dengan gugus fosfat.DNA tersusun dari empat
jenis monomer nukleotida.
Keempat basa nitrogen nukleotida di
dalam DNA tidak berjumlah sama rata.Akan tetapi, pada setiap molekul DNA,
jumlah adenin (A) selalu sama dengan jumlah timin (T).Demikian pula jumlah
guanin (G) dengan sitisin(C) selalu sama.Fenomena ini dinamakan ketentuan
Chargaff.Adenin (A) selalu berpasangan dengan timin (T) dan membentuk dua
ikatan hidrogen (A=T), sedagkan sitosin (C) selalu berpasangan dengan guanin
(G) dan membentuk 3 ikatan hirogen (C = G).
Stabilitas DNA heliks ganda
ditentukan oleh susunan basa dan ikatan hidrogen yang terbentuk sepanjang
rantai tersebut.karean perubahan jumlah hidrogen ini, tidak mengeherankan bahwa
ikatan C=G memerlukan tenaga yang lebih besar untuk memisahkannya.
DNA merupakan makromolekul yang
struktur primernya adalah polinukleotida rantai rangkap berpilin.Sturktur ini
diibaratkan sebagai sebuah tangga.Anak tangganya adalah susunan basa nitrogen,
dengan ikatan A-T dan G-C.Kedua “tulang punggung tangganya” adalah gula
ribosa.Antara mononukleotida satu dengan yang lainnya berhubungan secara kimia
melalui ikatan fosfodiester.
DNA heliks ganda yang panjangnya
juga memiliki suatu polaritas.Polaritas heliks ganda berlawanan orientasi satu
sama lain.Kedua rantai polinukleotida DNA yang membentuk heliks ganda berjajar
secara antipararel.
Replikasi DNA
Replikasi adalah peristiwa sintesis
DNA.Saat suatu sel membelah secara mitosis, tiap-tiap sel hasila pembelahan
mengandung DNA penuh dan identik seperti induknya.Dengan demikian, DNA harus
secara tepat direplikasi sebelum pembelahan dimulai.Replikasi DNA dapat terjadi
dengan adanya sintesis rantai nukleotida baru dari rantai nukleotida
lama.Proses komplementasi pasangan basa menghasilkan suatu molekul DNA baru
yang sama dengan molekul DNA lama sebagai cetakan.Kemungkinan terjadinya
replikasi dapat melalui tiga model.
Model pertama adalah model
konservatif, yaitu dua rantai DNA lama tetap tidak berubah, berfungsi sebagai
cetakan untuk dua dua rantai DNA baru. Model kedua disebut model
semikonservatif, yaitu dua rantai DNA lama terpisah dan rantai baru disintesis
dengan prinsip komplementasi pada masing-masing rantai DNA lama tersebut.Model
ketiga adalah model dispersif, yaitu beberapa bagian dari kedua rantai DNA lama
digunakan sebgai cetakan untuk sintesis rantai DNA baru.
Dari ketiga model replikasi
tersebut, model semikonservatif merupakan model yang tepat untuk proses
replikasi DNA.Replikasi DNA semikonservatif ini berlaku bagi organisme
prokariot maupun eukariot.Perbedaan replikasi antara organisme prokariot dengan
eukariot adalah dalam hal jenis dan jumlah enzim yang terlibat, serta kecepatan
dan kompleksitas replkasi DNA.Pada organisme eukariot, peristiwa replikasi
terjadi sebelum pembelahan mitosis, tepatnya pada fase sintsis dalam siklus
pembelahan sel.
b.
Struktur RNA
RNA ( ribonucleic acid ) atau asam
ribonukleat merupakan makromolekul yang berfungsi sebagai penyimpan dan
penyalur informasi genetik.RNA sebagai penyimpan informasi genetik misalnya
pada materi genetik virus, terutama golongan retrovirus.RNA sebagai penyalur
informasi genetik misalnya pada proses translasi untuk sintesis protein.RNA
juga dapat berfungsi sebagai enzim ( ribozim ) yang dapat mengkalis formasi
RNA-nya sendiri atau molekul RNA lain.
RNA merupakan rantai tungga
polinukleotida.Setiap ribonukleotida terdiri dari tiga gugus molekul, yaitu :
·
5 karbon
·
Basa nitrogen
yang terdiri dari golongan purin (yang sama dengan DNA) dan golongan pirimidin
yang berbeda yaitu sitosin (C) dan Urasil (U)
·
Gugus fosfat
Purin dan pirimidin yang berkaitan
dengan ribosa membentuk suatu molekul yang dinamakan nukleosida atau
ribonukleosida, yang merupakan prekursor dasar untuk sintesis
DNA.Ribonukleosida yang berkaitan dengan gugus fosfat membentuk suatu
nukleotida atau ribonukleotida.RNA merupakan hasil transkripsi dari suatu
fragmen DNA, sehingga RNA merupakan polimer yang jauh lebih pendek dibandingkan
DNA.
Tipe RNA
RNA dapat dibedakan menjadi dua kelompok utama, yaitu RNA genetik
dan RNA non-genetik.
1.
RNA genetic
RNA genetik memiliki fungsi yang
sama dengan DNA, yaitu sebagai pembawa keterangan genetik. RNA genetik hanya
ditemukan pada makhluk hidup tertentu yang tidak memiliki DNA, misalnya virus.
Dalam hal ini fungsi RNA menjadi sama dengan DNA, baik sebagai materi genetik
maupun dalam mengatur aktivitas sel.
2.
RNA non-genetik
RNA non-genetik tidak berperan
sebagai pembawa keterangan genetik sehingga RNA jenis ini hanya dimiliki oleh
makhluk hidup yang juga memiliki DNA. Berdasarkan letak dan fungsinya, RNA
non-genetik dibedakan menjadi mRNA, tRNA, dan rRNA.
a.
mRNA
mRNA merupakan RNA yang urutan
basanya komplementer dengan salah satu urutan basa rantai DNA. mRNA membawa
pesan atau kode genetik (kodon) dari kromosom (di dalam inti sel) ke ribosom
(di sitoplasma).Kode genetik mRNA tersebut kemudian menjadi cetakan utnuk
menetukan spesifitas urutan asam amino pada rantai polipeptida. mRNA berupa
rantai tunggal yang relatif panjang.Berikut gambarnya :
b.
rRNA
rRNA merupakan komponen struktural
yang utama di dalam ribosom.Setiap subunit ribosom terdiri dari 30 – 46%
molekul RNAr dan 70 – 80% protein.
c.
tRNA
tRNA merupakan RNA yang membawa asam
amino satu per satu ke ribosom.Pada salah satu ujung tRNA terdapat tiga
rangkaian baa pendek ( disebut antikodon ).Suatu asam amino akan melekat pada
ujung tRNA yang berseberangan dengan ujung antikodon.Pelekatan ini merupakan
cara berfungsinya tRNA, yaitu membawa asam amino spesifik yang nantinya berguna
dalam sintesis protein yaitu pengurutan asam amino sesuai urutan kodonnya pada
mRNA.
2.
Sifat Asam
Nukleat (DNA dan RNA)
Di
bawah ini akan dibicarakan sekilas beberapa sifat fisika-kimia asam nukleat.
Sifat-sifat tersebut adalah stabilitas asam nukleat, pengaruh asam, pengaruh
alkali, denaturasi kimia, viskositas, dan kerapatan apung.
1.
Stabilitas asam
nukleat
Ketika
kita melihat struktur tangga berpilin molekul DNA atau pun struktur sekunder
RNA, sepintas akan nampak bahwa struktur tersebut menjadi stabil akibat adanya
ikatan hidrogen di antara basa-basa yang berpasangan. Padahal, sebenarnya
tidaklah demikian. Ikatan hidrogen di antara pasangan-pasangan basa hanya akan
sama kuatnya dengan ikatan hidrogen antara basa dan molekul air apabila DNA
berada dalam bentuk rantai tunggal. Jadi, ikatan hidrogen jelas tidak
berpengaruh terhadap stabilitas struktur asam nukleat, tetapi sekedar
menentukan spesifitas perpasangan basa.
Penentu
stabilitas struktur asam nukleat terletak pada interaksi penempatan (stacking
interactions) antara pasangan-pasangan basa. Permukaan basa yang
bersifat hidrofobik menyebabkan molekul-molekul air dikeluarkan dari sela-sela
perpasangan basa sehingga perpasangan tersebut menjadi kuat.
2.
Pengaruh asam
Di
dalam asam pekat dan suhu tinggi, misalnya HClO4 dengan suhu
lebih dari 100ºC, asam nukleat akan mengalami hidrolisis sempurna menjadi
komponen-komponennya. Namun, di dalam asam mineral yang lebih encer, hanya
ikatan glikosidik antara gula dan basa purin saja yang putus sehingga asam
nukleat dikatakan bersifat apurinik.
3.
Pengaruh alkali
Pengaruh
alkali terhadap asam nukleat mengakibatkan terjadinya perubahan status
tautomerik basa. Sebagai contoh, peningkatan pH akan menyebabkan
perubahan struktur guanin dari bentuk keto menjadi bentuk enolat karena molekul
tersebut kehilangan sebuah proton. Selanjutnya, perubahan ini akan menyebabkan
terputusnya sejumlah ikatan hidrogen sehingga pada akhirnya rantai ganda DNA
mengalami denaturasi. Hal yang sama terjadi pula pada RNA. Bahkan pada pH
netral sekalipun, RNA jauh lebih rentan terhadap hidrolisis bila dibadingkan
dengan DNA karena adanya gugus OH pada atom C nomor 2 di dalam gula ribosanya.
4.
Denaturasi kimia
Sejumlah
bahan kimia diketahui dapat menyebabkan denaturasi asam nukleat pada pH netral.
Contoh yang paling dikenal adalah urea (CO(NH2)2) dan
formamid (COHNH2). Pada konsentrasi yang relatif tinggi,
senyawa-senyawa tersebut dapat merusak ikatan hidrogen. Artinya, stabilitas
struktur sekunder asam nukleat menjadi berkurang dan rantai ganda mengalami
denaturasi.
5.
Viskositas
DNA
kromosom dikatakan mempunyai nisbah aksial yang sangat tinggi
karena diameternya hanya sekitar 2 nm, tetapi panjangnya dapat mencapai
beberapa sentimeter. Dengan demikian, DNA tersebut berbentuk tipis memanjang.
Selain itu, DNA merupakan molekul yang relatif kaku sehingga larutan DNA akan
mempunyai viskositas yang tinggi. Karena sifatnya itulah molekul DNA menjadi
sangat rentan terhadap fragmentasi fisik. Hal ini menimbulkan masalah
tersendiri ketika kita hendak melakukan isolasi DNA yang utuh.
6.
Kerapatan apung
Analisis
dan pemurnian DNA dapat dilakukan sesuai dengan kerapatan apung(bouyant
density)-nya. Di dalam larutan yang mengandung garam pekat dengan berat
molekul tinggi, misalnya sesium klorid (CsCl) 8M, DNA mempunyai kerapatan yang
sama dengan larutan tersebut, yakni sekitar 1,7 g/cm3. Jika
larutan ini disentrifugasi dengan kecepatan yang sangat tinggi, maka garam CsCl
yang pekat akan bermigrasi ke dasar tabung dengan membentuk gradien
kerapatan. Begitu juga, sampel DNA akan bermigrasi menuju posisi gradien
yang sesuai dengan kerapatannya. Teknik ini dikenal sebagai sentrifugasi seimbang dalam tingkat kerapatan (equilibrium
density gradient centrifugation) atau sentrifugasi
isopiknik.
Oleh
karena dengan teknik sentrifugasi tersebut pelet RNA akan berada di dasar
tabung dan protein akan mengapung, maka DNA dapat dimurnikan baik dari RNA
maupun dari protein. Selain itu, teknik tersebut juga berguna untuk keperluan
analisis DNA karena kerapatan apung DNA (ρ) merupakan fungsi
linier bagi kandungan GC-nya. Dalam hal ini, ρ =
1,66 + 0,098% (G + C).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Perbedaan RNA dengan DNA, antara lain yaitu
(Poedjiati, 1994):
a.
Bagian pentosa RNA adalah ribosa, sedangkan
bagian pentosa DNA adalah dioksiribosa.
b.
Bentuk molekul DNA adalah heliks ganda, bentuk
molekul RNA berupa rantai
c.
tunggal yang terlipat, sehingga menyerupai rantai
ganda.
d.
RNA mengandung basa adenin, guanin dan sitosin
seperti DNA tetapi tidak mengandung timin, sebagai gantinya RNA mengandung
urasil. Dengan demikian bagian basa pirimidin RNA berbeda dengan bagian basa
pirimidin DNA.
e.
Jumlah guanin dalam molekul RNA tidak perlu
sama dengan sitosin, demikian pula jumlah adenin, tidak perlu sama dengan
urasil.
2.
Struktur DNA
Pada
tahun 1953, Frances Crick dan James Watson menemukan model molekul DNA sebagai
suatu struktur heliks beruntai ganda, atau yang lebih dikenal dengan heliks
ganda Watson-Crick.DNA merupakan makromolekul polinukleotida yang tersusun atas
polimer nukleotida yang berulang-ulang, tersusun rangkap, membentuk DNA haliks
ganda dan berpilin ke kanan
3.
Struktur RNA
RNA merupakan rantai tungga polinukleotida.Setiap
ribonukleotida terdiri dari tiga gugus molekul, yaitu :
·
5 karbon
·
nitrogen yang
terdiri dari golongan purin (yang sama dengan DNA) dan golongan pirimidin yang
berbeda yaitu sitosin (C) dan Urasil (U)
·
Gugus fosfat
B.
Saran
Diharapkan dengan adanya pembahasan
tentang asam nukleat ini dapat membuat kita lebih bisa memahami tentang DNA dan
RNA,
DAFTAR PUSTAKA
Martoharsono, Soeharsono, 2006, Biokimia
1. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Poedjiadi, Anna, 1994, Dasar-Dasar
Biokimia. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press).
0 komentar:
Posting Komentar